HAJI OTONG TULIS BUKU NASIB ANAK KORBAN PERCERAIAN

Haji Otong Suryana SH, Ketua Komnas Perlindungan Anak DKI menulis buku yang menjadi acuan dalam webinar berjudul Perlindungan Anak Dengan Orang Tua yang digelar pada hari Jum’at leGi, 19 Februari 2021 di Jakarta. Bukunya diterbitkan oleh penerbit Jerman, BookRiX.GmBH. Bukuya diberi judul, Nasib Anak Korban Perceraian Dalam Perspektif Media dan Khalayak. Buku ini pun dibagikan sebagai doorprize pada webinar tersebut.

Adapun proses penulisan buku ini berawal dari rajinnya Haji Otong membaca, mengamati dan terjun langsung dalam banyak kegiatan yang berhubungan dengan perlindungan anak. Ia selalu berbagi kutipan media dengan penulis dan peneliti Tiga Sekawan Footprint Research, Roosiah Y dan Mitra Anindyarina.

“Tidak sedikit anak-anak jalanan yang juga anak-anak korban perceraian. Khususnya dari keluarga-keluarga papan menengah ke bawah. Alasan ekonomi akhirnya membuat anak-anak korban perceraian membantu Ibunya dengan menjadi penjaja beragam dagangan di jalanan.”ujarnya lugu.

“Pahlawan keluarga ini tidak ada yang memperhatikan. Juga tidak naik dalam pemberitaan media maupun sosial media,”tambahnya lagi.

Haji Otong sendiri yang kini sudah berusia diatas 60 tahun. Masih gagah dan cekatan. Dulu ia pemain bola, sempat menjadi pemain bola di liga nasional pada kurun tahun 80an. Kini,Ia mengbadikan rumahnya di pinggir jalan Raya Bogor dekat Pasar Induk Kramat Jati menjadi rumah singgah. Orang-orang disekitar mengenal rumah singgah bagi anak jalanan itu dengan nama “Akur Kurnia”.


Untuk membaca klik gambar ini.

Buku ini adalahversi E-book. Buku diterbitkan dalam versi e-book oleh BookRix.GMBH juga tersedia di Kobo Rakuten dan E-Reader lainnya.

Buku ini juga tersedia dalam versi cetak yang lebih utuh dan sempurna dengan seijin BookRix.


Ketika ia diminta menjadi Ketua Komnas Perlindungan Anak DKI, ia pun kerap menggunakan rumah singgah itu sebagai markas dan kantor kegiatan Komnas PA DKI Jakarta. Segala macam panganan rakyat akan tersajikan jika kita bertandang ke sana dilengkapi dengan keramahtamahan pemiliknya. Pisang rebus, singkong rebus, sawo, dan sejenis dengan minuman jahe panas terhidang dengan lezatnya. Dan ketika tukang gorengan lewat di markasnya, sepiring cakwe goreng juga tersaji.

Haji Otong sendiri telah sejak lama aktif mengikuti kegiatan dan tercatat sebagai Pekerja Sosial Masyarakat di Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial DKI Jakarta atau BK3S DKI. Ia akrab dengan seluruh petugas dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat.

Mengapa ia melakukan itu ?

Itu karena dahulu Haji Otong adalah anak lelaki yang berasal daari keluarga broken home. Hal itu dipaparkannya dalam Webinar pada hari Jum’at lalu. Maka, katanya, ketika merasa menjadi orang kepeduliannya pada anak-anak korban perceraian dan anak-anak jalanan merupakan panggilan jiwanya.

Tentu sangat sedikit orang-orang seperti Haji Otong. Polos, sederhana dan rela membangun serta berbakti pada tanah airnya tanpa banyak berkata dan mencuap-cuap di media sosial dan sejenis. Pengabdian adalah amanah dan kebajikan imbalannya nanti dari Allah SWT.

Versi cetak dan lengkap buku ini bisa didapatkan di Toko Buku pada warung merdeka. Ada pengganti biaya cetak.


klik KPAI untuk melakukan pengaduan online Perlindungan Anak