Ben Bland di UWRF Bahas Man of Contradiction

29 Oktober 2020 jam 14.00-15.00 ikuti di Ubud Writer and Reader Festival 2020 tentang Man of Contradictions, the first English-language biography of Jokowi, argues that the president embodies the fundamental contradictions of modern Indonesia. He is caught between democracy and authoritarianism, openness and protectionism, Islam and pluralism. Join Ben Bland to find out why he believes Jokowi’s incredible story shows what is possible in Indonesia – and shows the limits.

Man of Contradictions, biografi berbahasa Inggris pertama Jokowi, berpendapat bahwa presiden adalah perwujudan kontradiksi mendasar dari Indonesia modern. Jokowi terjebak antara demokrasi dan otoriterisme, keterbukaan dan proteksionisme, Islam dan pluralisme. Bergabunglah dengan Ben Bland untuk mencari tahu mengapa ia yakin bahwa cerita luar biasa Jokowi menunjukkan apa yang mungkin saja terjadi di Indonesia – dan menunjukkan batasan-batasannya.

up coming published in September 2020



up coming published in September 2020



Ben Bland

adalah penulis buku berjudul Man of Contradiction yang melukiskan dengan apik dan sempurna prihal Presiden Indonesia, Joko Widodo. Buku ini diterbitkan oleh Penguin Australia dan bakal direlease pada bulan September tahun 2020. Buku ini merupakan kertas kerja yang dihasilkan oleh A Lowy Institute.
The Lowy Institute adalah lembaga think tank Australia dengan pandangan global. Minat penelitian kami seluas kepentingan Australia, dan kami menjadi tuan rumah pembicara terkemuka dari seluruh dunia mengenai kebijakan luar negeri, pertahanan, politik, bantuan dan pengembangan, jurnalisme, olahraga, sains, dan seni.
Selain menulis buku ini, Bend Bland telah menulis buku lain yang juga terbitan Penguin Special. Judulnya :Generation HK: Seeking Identity in China's Shadow






Man of Contradictions : Joko Widodo and the struggle to remake Indonesia

Although he has dominated Indonesian politics for years, President Joko Widodo remains a beguiling figure. He has consistently defied both his sternest critics and his strongest supporters. A brilliant instinctive politician, Jokowi, as he is known, was resoundingly re-elected in 2019. However, he has struggled to turn success at the ballot box into the transformational change that Indonesia desperately needs.

Jokowi has vowed to turn the world's fourth most populous nation into an Asian powerhouse with a strong economy and the heft to defend its international interests at a time of renewed US-China rivalry. Progress has been slow, however. And the scale of the challenge is increasing, at home and abroad. As he gets to work in his second and final term, will Jokowi deliver on his grand ambitions? Or will Indonesia once more fall short of expectations?

Man of Contradictions, the first English-language political biography of Jokowi, will examine how he became so popular, what makes him tick, and why he will struggle to remake Indonesia. The key to understanding Jokowi lies not in uncovering some core inner convictions but in embracing his contradictions. He rose from obscurity thanks to Indonesia's free and fair elections, but he has been a poor guardian of democracy. As an outsider he promised to shake up the corrupt and nepotistic elite, but he has become a consummate transactional politician. As a former factory owner, he pledged to open up the economy to foreign investors, but he has pursued a campaign of nationalisation and prioritised state-owned companies.

Ultimately, the conflicts within Jokowi reflect the profound tensions in a young democracy that is still trying to escape a legacy of colonial oppression and domestic dictatorship, and make its own way in the world.






Tokoh Kontradiksi: Joko Widodo dan perjuangan untuk membangun kembali Indonesia

Meskipun ia telah mendominasi politik Indonesia selama bertahun-tahun, Presiden Joko Widodo tetap menjadi tokoh yang memesona. Dia secara konsisten menentang kritikusnya yang paling keras dan pendukungnya yang terkuat. Seorang politisi naluriah yang brilian, Jokowi, sebagaimana ia dikenal, dengan gemilang terpilih kembali pada tahun 2019. Namun, ia telah berjuang untuk mengubah kesuksesan di kotak suara menjadi perubahan transformatif yang sangat dibutuhkan Indonesia.

Jokowi telah berjanji untuk mengubah negara terpadat keempat di dunia itu menjadi kekuatan besar Asia dengan ekonomi yang kuat dan bobot untuk mempertahankan kepentingan internasionalnya pada saat persaingan baru antara AS-Cina. Namun, kemajuannya lambat. Dan skala tantangan semakin meningkat, di dalam dan luar negeri. Ketika ia mulai bekerja dalam masa jabatan kedua dan terakhirnya, akankah Jokowi mewujudkan ambisi besarnya? Atau akankah Indonesia sekali lagi gagal memenuhi harapan?

Man of Contradictions, biografi politik Jokowi berbahasa Inggris pertama, akan memeriksa bagaimana ia menjadi begitu populer, apa yang membuatnya berdetak, dan mengapa ia akan berjuang untuk membuat kembali Indonesia. Kunci untuk memahami Jokowi bukan terletak pada mengungkap beberapa keyakinan inti tetapi dalam merangkul kontradiksinya. Dia bangkit dari ketidakjelasan berkat pemilihan umum yang bebas dan adil di Indonesia, tetapi dia adalah penjaga demokrasi yang buruk. Sebagai orang luar, dia berjanji untuk menggoyang elite korup dan nepotistik, tetapi dia telah menjadi politisi transaksional yang sempurna. Sebagai mantan pemilik pabrik, ia berjanji untuk membuka ekonomi bagi investor asing, tetapi ia telah melakukan kampanye nasionalisasi dan perusahaan-perusahaan milik negara yang diprioritaskan.

Pada akhirnya, konflik di dalam Jokowi mencerminkan ketegangan mendalam dalam demokrasi muda yang masih berusaha untuk melarikan diri dari penindasan kolonial dan kediktatoran domestik, dan membuat caranya sendiri di dunia.