Keadaan masyarakat kita yang mudah terjerat dalam investasi dan pinjaman online illegal sehingga menyebabkan Kerugian Cukup besar. Kerugian akibat investasi dan pinjaman online ini bisa mencapai 114,08 miliar rupiah karena itu OToritas Jasa Keuangan, Pegadaian , BRI dan Bank Indonesia menggandeng FISIP UNiversitas Indonesia untuk ikut serta membantu menanggulangi hal ini. Kali ini kegiatan dipusatkan di Sulawesi Utara tepatnya ke pada warga desa Munte dan Bulutul Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara.
Untuk itu bersama Tim Pengabdian Masyarakat FISIP-UI yang diketuai Yuni R Intarti dilakukan serangkaian kegiatan yang membukakan pengetahuan warga desa tentang keuangan. OJK misalnya mengenalkan pola pikir penggunaan dan pemanfaatan keuangan yang Lugas dan Logis. Puncak kegiatan ini berlangsung pada hari ini 12 Oktober 2022.
“Program ini kami canangkan untuk mewujudkan literasi keuangan yang inklusif bagi warga Desa Munte dan Bulutui di Kecamatan Likupang Barat guna mendukung program nasional pemerintah yaitu literasi keuangan” tutur Ketua Koordinator Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Kepada Masyarakat FISIP UI, Yuni R. Intarti.
Adapun program kegiatan literasi keuangan ini menghadirkan narasumber dari berbagai lembaga keuangan dan sektor perbankan seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Pegadaian. Selain itu kegiatan ini juga didukung oleh Tiga Sekawan Footprint Research dan Telkomsel.
Menurut salah satu narasumber dari Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional Wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara, Mauren Monigen mengungkapkan bahwa tingkat literasi keuangan di tengah masyarakat masih rendah. Hal ini mengakibatkan masyarakat mudah terjerat dalam investasi dan pinjaman online yang illegal. “Kerugian akibat investasi dan pinjaman online ini bisa mencapai 114,08 miliar rupiah sehingga kampanye 2L (lugas dan logis) dari OJK kami galangkan,” sebut Mauren.
Menanggapi hal tersebut, Asisten Manajer Pemasaran Mikro BRI Raflin Kunu menambahkan pula bahwa program literasi keuangan menjadi penting terutama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap tata kelola keuangan.
“Akses terhadap sistem perbankan yang ramah dan inklusif terhadap semua kelompok masyarakat menjadi tidak terelakan. Hal inilah yang kami dorong untuk memberikan akses kemudahan bagi para nasabah,” jelas Raflin.
Selain itu, berdasarkan paparan Harisianto dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Utara menerangkan bahwa menumbuhkan kebiasaan dengan progam ‘manajemen amplop’ dan pencatatan laporan keuangan secara berkala menjadi langkah pertama bagi masyarakat awam untuk dapat memahami literasi keuangan secara sederhana.
“Dengan kemampuan memahami dampak positif dan negatif dari suatu keputusan keuangan, masyarakat dapat mengelola keuangan dalam bentuk investasi, beli masa depan dengan harga sekarang,” tutup Indri perwakilan dari Pegadaian Minahasa Utara.
Sebagai tindak lanjut, Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat FISIP UI mengajak organisasi kepemudaan di Sulawesi Utara, Maleosan.id untuk turut mengawal program literasi ini agar terus berkesinambungan dan dapat diduplikasi di desa-desa lainnya di wilayah Sulawesi Utara.
“Kami tentu menyambut baik kerja sama ini dan kami juga akan mengawal masyarakat Desa Munte dan Bulutui dalam mengenal dan memahami pentingnya literasi keuangan bagi masyarakat desa,” ucap Co-Founder Maleosan.id Sarah Natassja.
Kegiatan edukasi literasi keuangan desa seperti ini baru pertama kalinya diadakan di Desa Munte yang dihadiri oleh perwakilan masyarakat Desa Munte dan Bulutui. Peserta yang hadir mengharapkan diadakannya program-program lanjutan agar mereka menjadi lebih memahami lagi bagaimana manajemen keuangan keluarga.
Di akhir kegiatan, keempat narasumber, Hukum Tua Desa Munte dan Ketua Tim PPM FISIP UI bersama-sama melakukan peresmian Pojok Literasi Keuangan Desa yang merupakan inovasi Tim PPM FISIP UI yang sebelumnya belum pernah ada di Indonesia. Pojok Literasi Keuangan Desa ini diharapkan dapat menjadi pusat penyebaran informasi dan media pengingat bagi masyarakat desa terkait dengan literasi keuangan. Tim PPM FISIP UI berterima kasih kepada berbagai pihak diantaranya Provinsi Sulawesi Utara, Pemda Minahasa Utara, Pegadaian, Bank Rakyat Indonesia, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Tiga Sekawan Footprint Research yang telah mendukung penyelenggaraan kegiatan ini sehingga dapat dilaksanakan dengan baik.*****