Wartawan,Pahlawan dan Relawan

Cukup banyak wartawan yang mendapat anugerah gelar Pahlawan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Perempuan berprofesi wartawan yang dinobatkan sebagai pahlawan juga ada. Maih ingat nama SK Trimurti ? Rohanna Kudus ? Herawati Diah ?

Bertepatan dengan hari Pahlawan webinar berjudul Buku, Pahlawan, Wartawan dan Relawan digelar. Acara ini membahas buku-buku yang ditulis para wartawan. Beberapa wartawan penulis buku dikenal sebagai pahlawan, juga beberapa pahlawan nasional. Bahwa sesungguhnya Pahlawan adalah mereka yang berjuang untuk khalayak sekitarnya tanpa pamrih. Julukan Pahlawan diberikan secara spontan oleh khalayak yang merasakan buah tangan perjuangan seseorang.

Relawan dan wartawan adalah pekerjaan dan tindakan yang sepenuhnya dipenuhi heroik. Lihat saja apa yang tertuang di dalam buku-buku yang ditulis oleh Ramadani Akron dengan Cinta diantara Deingan Peluru. Penulis ini pada masa mudanya adalah wartawan koran nasional. Ada juga Tulus Tampubolon wartawan tv yang menorehkan penanya dalam bentuk buku puisi Menari Mimpi. Seorang relawan dari Banyumas menuliskan nasib tragis penderes nira yang jatuh dari pohon kelapa pada usianya yang renta dan tidak mempunyai jaminan kesehatan, relawanlah yang mencarikan jalan keluarnya. Untung ada relawan. Bambang Edi Sunarto relawan itu menulisnya dengan judul Pahit Manis Penderes Nira. Ada juga presenter senior Linda Poernomo menggoreskan cerita panjang dalam buku setebal 200halaman lebih dengan judul, Menggapai Makna Kehidupan. Juga ada sejarawan dan wartawan senior Dasman Djamaluddin, ia menulis beberapa buku biografi tokoh-tokoh nasional. Tokoh-tokoh yang ditulisnya memiliki teladan kepahlawanan. Ia juga tengah mempersiapkan buku berjudul, Aku Wartawan Merdeka jilid kedua bersama rekan-rekan wartawan koran Merdeka era BM Diah.

Nusantara TV sempat merekam kegiatan webinar tersebut. Berikut ini,

OKTOBER, Momentum Membangun Indonesia Tangguh

Mendikbudristek Nadiem Makarim mengingatkan pentingnya pancasila dalam kehidupan sehari-hari.Hal tersebut diungkapkan Nadiem Makarim terkait peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

“Kepada semua masyarakat Indonesia, saya ucapkan selamat memperingati Hari Kesaktian Pancasila dengan nilai-nilai pancasila yang menyertai langkah kita,” ujar Nadiem dalam Pidato Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang disiarkan Youtube Kemendikbudristek, Kamis (30/9/2021).


AGUSTUS NEWS

NEWS

Agustus lalu diluncurkan dua buku menarik dalam Zoom Online yang dipandu Rizki Kurniady dan Chichi Budhiman. Dilangsungkan bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan. Sebuah buku berjudul Tembakau dan Batik Ekspektasi Kearifan Lokal. Penulisnya tamatan FSRD ITB, fresh graduate, pencipta desain Isola Bumi Siliwangi. Penerbitnya Smashword. Buku yang lain adalah tulisan puisi seorang arsitek Indonesia yang bermukimdi Bali. Ia bekerja pada kantor arsitek yang berpusat di Australia. Bukunya diberi judul Trees and Cicadidae. Penulis ini bernama Ratna Setya. Acara menarik ini dihadiri seorang guru dari Jepang, orang Indonesia di Jerman dan juga Swiss. Buku ini ada di Amazon.com dalam versi ebook dan paperback.

Sementara dari Kelas Menulis Agustus, yang berlangsung 22 Agustus, pada 31 Agustus telah diterbitkkan oleh penerbit Smashword buku karya penulis muda, mahasiswa Universitas Terbuka yang tinggal di Bandung. Namanya Irsyad Almustabarok. Judul bukunya, Merias Nafas di Hari Terakkhir. Bukunya dapat di download gratis selama bulan September sampai dengan Oktober 2021. Search ya di google.


Bulan Agustus, bulan yang bermakna dalam perjalanan rakyat, bangsa dan negara yang membuat bangga dan haru. Rasa bangga selalu terpelihara, lihat kemenangan yang diraih ganda putri Apriyani Rahayu dan Greysia Poli emas untuk Indonesia, di Olimpiade tahun ini di Jepang. Pertandingan berlangsung pada awal bulan Agustus ini. Semangat nasionalisme kebanggan pada negeri dan derai tangis haru mewarnai keduanya tatkala menerima medali dan hikmat melantunkan Indonesia Raya di Jepang, 2 Agustus 2021.


Keadilan, sesuatu yang hakiki diidamkan pada banyak belahan dunia. Perasaan keadilan seringkal ibermata dua. Obyektif dan subyektif. Kacamata Subyektif, tidak pernah terpuaskan dan selalu mencari kesempurnaan. Kacamata Obyektif , bahwa keadilan selalu ditegakan dalam batas-batas logika, nurani dan kemampuan para legal dan khalayak. Gender misalnya seringali menjadi obyek “keadilan” yangdemikian laris.


Bulan Juni News,

Bidan, Profesi Yang Makin Tergerus ?

Bidan, siapa milenial yang berminat menjadi Bidan ?
satu dua orang masih ada di desa dan pelosok Indonesia. Sekolah kebidanan juga masih ada dan subur di daerah-daerah di Indonesia. Tapi profesi bidan kini lebih sebagai asisten dokter ahli kandungan. Dahulu, konon , profesi Bidan berada di atas prfei dukun beranak, dan mudah dijangkau serta lebih murah bayarnya daripada ke melahirkan dengan dokter kandungan. Tetapi, Bidan tetap seiring sejalan dengan dukungan Dokter Kandungan, dari rumah sakit swasta maupun Pemerintah.

Pada suatu wilayah di Surabaya, konon ada Bidan senior yang kini sudah lansia. Prakten bidannya dijalankan oleh para bidan muda dengan pendampingan dokter kandungan. Konon, kabarnya anak lelaki Bidan tersebut ingin menjadi dokter kandungan tetapi sang Bunda melarang. Tidak, Jangan Le, kamu lebih baik menjadi Dokter Ahli Bedah saja. Maksud sang anak agar bisa meneruskan usaha Ibunya. Maksud Ibunya, tidak tega anak lelakinya yang ngganteng selalu melihat dan mengorek “milik” banyak wanita. Kini, anandanya adalah Dokter Ahli Penyakit Dalam yang cukup dikenal di Jawa Timur. Nah, berapa banyak Bidan yag seperti itu ?

Pada bulan Juni di mana salah satu yang menonjol dan kurang dilirik adalah Hari Bidan Internasional. Disebutan

—Dua perempuan di Indonesia meninggal setiap jam akibat
komplikasi selama kehamilan, melahirkan, dan nifas, menurut Survei Penduduk Antar
Sensus (Supas) 2015. Dengan Angka Kematian Ibu (AKI) yang termasuk tertinggi di
Asia Tenggara, Indonesia harus segera menurunkan AKI dan angka kematian bayi
(AKB), yang berdampak pada kesejahteraan, kesehatan, dan kualitas hidup
perempuan, keluarga, dan pada akhirnya, bangsa.
Bidan memiliki peran kunci dalam mengatasi persoalan ini. Kerja bidan penting dalam
memastikan bahwa perempuan bisa menikmati pemenuhan hak dan kesehatan
seksual dan reproduksinya dengan menyediakan layanan berkualitas konseling dan
keluarga berencana, layanan antenatal-persalinan-nifas, layanan pasca keguguran,
layanan bayi baru lahir, konseling dan tes untuk HIV dan infeksi menular seksual
(IMS), layanan untuk penyintas kekerasan berbasis gender (KBG) dan pasangan, dan
advokasi untuk meninggalkan praktik-praktik berbahaya, seperti perkawinan anak dan
pemotongan dan perlukaan genitalia perempuan (P2GP).
Sejak 1992, para bidan di seluruh dunia telah merayakan pengakuan akan kontribusi
dan kerja mereka lewat peringatan Hari Bidan Internasional setiap 5 Mei. Tahun ini,
kita merayakannya dengan tema “Ikuti Datanya: Investasi untuk Bidan.” Ikatan Bidan
Indonesia (IBI), bekerja sama dengan Kantor Staf Presiden Republik Indonesia (KSP),
Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNFPA) Indonesia, dan
Knowledge Hub of Reproductive Health – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia (FKMUI), didukung oleh Global Affairs Canada, mengadakan webinar Hari
Bidan Internasional 2021 lewat Zoom and Youtube streaming hari ini pada pukul
08.30-12.30 WIB.
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P
memuji bidan atas kontribusi besar mereka terhadap kesehatan ibu dan bayi, terutama
selama pandemi COVID-19. “Bidan merupakan tulang punggung sistem kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak… Untuk itu, kita
semuanya patut memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme bagi para bidan,” ucapnya. “Bidan adalah aset
negara. Tanpa bidan, sulit mencapai Indonesia maju,” lanjutnya.
“Untuk mencapai potensi penuh mereka dalam menyelamatkan nyawa, meningkatkan
kesehatan, dan memperkuat sistem, bidan harus dididik dan dilatih dengan baik, dan
diregulasi dengan layak,” kata Kepala Perwakilan UNFPA Indonesia Anjali Sen.
“Mereka butuh lingkungan yang memungkinkan mereka untuk bekerja secara efektif-
-termasuk bekerja sebagai bagian dari tim yang suportif dan multi-disipliner, dan
dengan sumber daya yang layak. Investasi untuk bidan harus fokus tidak hanya pada
jumlah, tapi terutama pada pendidikan, pelatihan yang berkelanjutan, regulasi, dan
lingkungan kerja,” tegasnya.
“Bidan juga memainkan peran kunci dalam mendukung pengawasan pertumbuhan
dan perkembangan selama 1.000 hari pertama kehidupan sebagai periode emas
untuk mencegah stunting dan membangun kualitas generasi masa depan,” jelas Dr.
Emi Nurjasmi, Ketua IBI. “Pelayanan kebidanan disediakan secara terus-menerus
(Continuum of Care) dengan memberdayakan perempuan dan keluarga, serta
masyarakat,” lanjutnya.
“Di Kanada, seperti halnya di Indonesia, bidan berperan penting sebagai penyedia
layanan kesehatan yang fokus pada perempuan. Kanada percaya bahwa
memperkuat peran bidan itu penting dalam menegakkan hak perempuan dan orang
muda atas layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Ketika perempuan dan orang
muda, terutama anak perempuan, memegang kendali atas keputusan yang
menyangkut reproduksi mereka, kematian dan penyakit ibu dan bayi menurun, dan
keluarga pun sejahtera,” ungkap H.E. Cameron MacKay, Duta Besar Kanada untuk
Indonesia, pada pidato pembukaannya.
Investasi untuk Bidan
Investasi untuk bidan sangat penting dalam pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs) pada 2030, terutama untuk mengurangi kematian dan penyakit
ibu dan bayi yang bisa dihindari, serta memastikan akses universal terhadap hak dan
kesehatan seksual dan reproduksi. Kompetensi bidan, aksesibilitas layanan, dan
kualitas fasilitas harus menjadi prioritas.
Plt. Direktur Jendral Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
(PPSDM) Kementerian Kesehatan dr. Kirana Pritasari, MQIH sebagai keynote
speaker, berkata, “Pemerintah Indonesia menyadari bahwa bidan adalah mitra kuat
kami dalam menghadapi banyak persoalan kesehatan reproduksi, terutama
pengurangan kematian ibu dan bayi baru lahir. Kementerian Kesehatan telah
berinvestasi dalam program bidan desa, dan terus memperkuat kapasitas bidan di
fasilitas-fasilitas kesehatan.”
“Ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan jumlah bidan secara global. Namun,
kuantitas sendiri tidaklah cukup. Investasi untuk kualitas bidan dan sistem kesehatan yang kuat sangat dibutuhkan,” Asisten Kepala Perwakilan UNFPA Dr. dr. Melania
Hidayat, MPH menegaskan
Koordinator Knowledge Hub FKMUI Prof. dr. Budi Utomo, MPH, PhD juga
menegaskan peran bidan dalam menyediakan layanan primer, memfilter faktor-faktor
risiko pada perempuan hamil, dan menyediakan rujukan yang cepat saat dibutuhkan.
Hal yang sama disampaikan oleh Frida S. Pay, SST, M.Kes., yang berbagi
pengalamannya sebagai koordinator bidan di Puskesmas Sikumana, Kota Kupang.
Bila ia menemukan komplikasi selama penyediaan layanan rutin antenatal care
(ANC), ia akan merujuk pasiennya kepada fasilitas kesehatan yang menyediakan
tingkat layanan yang lebih tinggi. “Kami biasanya menghadapi tantangan dalam
memberikan rujukan dalam kasus-kasus darurat. Karena itu, lebih baik rencanakan
layanan rujukan untuk menghindari keterlambatan dalam menangani komplikasi,”
ucapnya.
Kolaborasi dan upaya bersama dibutuhkan dalam mengurangi kematian dan penyakit
ibu dan bayi di Indonesia. Menyimpulkan diskusi, Penasihat Senior KSP Dr. dr. Brian
Sri Prahastuti, MPH (KSP) berkata, “Inilah waktunya bagi pemerintah dan sektor
swasta, dengan dukungan kuat dari masyarakat sipil dan komunitas, untuk bekerja
sama dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.”
Talkshow ini juga membahas temuan dan analisis dari laporan State of the World’s
Midwifery (SoWMy) 2021 yang dirilis oleh UNFPA, World Health Organization (WHO),
dan International Confederation of Midwives (ICM) (laporannya bisa dibaca di sini).
Tentang Ikatan Bidan Indonesia
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) adalah organisasi profesi yang didirikan pada tanggal
24 Juni 1951. IBI terdaftar sebagai asosiasi profesi kesehatan pada Departemen
Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 15 Oktober 1954, sebagaimana diatur
dalam Lembaran Negara No. JA. 5927. Pada tahun 1956 IBI terdaftar sebagai
anggota Konfederasi Bidan Internasional (ICM). IBI memiliki 34 perwakilan di 34
provinsi dengan 508 cabang di tingkat kabupaten dan 2.593 ranting di tingkat
kecamatan. IBI merupakan wadah untuk mempertemukan bidan Indonesia yang
memiliki visi menjadi organisasi profesi yang andal dalam mewujudkan bidan
profesional berstandar global


4 Mei, di tahun 1979 Margaret Thatcher resmi dilantik menjadi perdana menteri Inggris. Pelantikan itu sekaligus menjadikan dirinya sebagai wanita pertama yang memangku jabatan sebagai perdana menteri Inggris.


3 Mei, Mengikuti rekomendasi Konferensi Umum UNESCO dalam Sidang umum PBB Desember 1993, Hari Kebebasan Pers ditetapkan pada 3 Mei, di seluruh dunia dan dirayakan sebagai Hari Kebebasan Pers Sedunia.Setelah 30 tahun, hubungan bersejarah yang dibuat antara kebebasan untuk mencari, menyebarkan dan menerima informasi dan barang publik tetap relevan seperti pada saat penandatanganannya. Peringatan khusus peringatan 30 tahun direncanakan berlangsung selama Konferensi Internasional Hari Kebebasan Pers Sedunia.
Tanggal 3 Mei berfungsi sebagai pengingat bagi pemerintah tentang perlunya menghormati komitmen mereka terhadap kebebasan pers. Ini juga merupakan hari refleksi di kalangan profesional media tentang masalah kebebasan pers dan etika profesional. Ini adalah kesempatan untuk:merayakan prinsip-prinsip dasar kebebasan pers; menilai keadaan kebebasan pers di seluruh dunia; membela media dari serangan terhadap kemerdekaan mereka; dan memberikan penghormatan kepada jurnalis yang telah kehilangan nyawa mereka saat menjalankan tugas.


Bulan Mei, diawali dengan Hari Buruh pada 1 Mei dan berikutnya, 2 Mei Hari Pendidikan Nasional, hingga akhirnya di penghujung bulan Mei, ada Hari Kebangkitan Nasional. Bukan sekedar Hari Bersejarah yang diperingati jika aktualitas menyadarkan kita apakah Kebangkitan Nasional hanya sekedar sejarah atau setiap saat kita perlu memiliki motivasi ebangkitan yang diwarnai nasionalisme … sehingga hari Pendidikan juga bukan seremonial melainkan evaluasi realita Pendidikan kita secara nyata dan kebijakan …. apakah cuma menghasilkan BURUH yang siap bersikap keras atau Profesional yang mumpuni …




APRIL 2021

“Tahukah engkau semboyanku? “Aku mau!” Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “aku tiada dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung.” ” Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. kehidupan manusia serupa alam” (Kartini – Habis Gelap Terbitlah Terang-Door Duistermis tox Licht )

Perempuan, dan bulan April mempunyai cerita tersendiri. Sebuah survei bulan ini menyebutkan tiga perempuan Indonesia bekerja dengan kinerja yang keren untuk Indonesia. Ada nama Sri Mulyani, menteri keuangan, Retno Marsudi, menteri luar negeri dan Tris Rismaharini menteri sosial. Publik juga mencatat Ketua Parlemen di Indonesia itu perempuan, Puan Maharani. Bulan April itu bulannya perempuan Indonesia yang berorientasi kesetaraan gender , bulannya perempuan memperjuangkan hak hak perempuan dengan dipelopori Raden Ajeng Kartini.